KESEHATAN GIGI DAN MULUT

 

WHAT DO YOU KNOW ABOUT BAD BREATH?

Artikel Kesehatan Gigi dan Mulut by Febriana Putri

Kita sudah tidak asing lagi dengan istilah bau mulut. Halitosis adalah nama lain dari nafas bau (bau mulut). Halitosis berasal dari bahasa Latin ’halitus’ yang berarti nafas dan ’osis’ dari bahasa Yunani, yang diartikan keadaan medis tertentu. Bau mulut merupakan suatu keadaan dimana mulut kita mengeluarkan bau yang tidak sedap.

APA PENYEBAB BAU MULUT?
Bau mulut biasanya disebabkan dari konsumsi makanan/minuman yang berbau menyengat atau biasanya bersumber dari dalam rongga mulut itu sendiri. Bau mulut bisa dikarenakan adanya penyakit yang diderita. Bau mulut sendiri dibedakan menjadi 3, yaitu genuine halitosis, pseudo-halitosis, dan halitophobia.

Genuine halitosis atau halitosis sesungguhnya adalah bau mulut yang timbul baik dari proses fisiologik (seperti bau mulut saat bangun pagi) maupun patologik (disebabkan oleh suatu infeksi/penyakit). Halitosis ini dibedakan lagi menjadi dua kelompok yaitu halitosis fisiologis dan halitosis patologis. Halitosis fisiologis biasanya disebabkan karena kurangnya aliran ludah selama tidur, makanan/minuman, dan kebiasaan merokok. Sedangkan halitosis patologis disebabkan oleh adanya masalah kesehatan.

Pseudohalitosis adalah keluhan halitosis yang dirasakan oleh pasien, namun halitosis tidak dirasakan oleh siapapun.

Halitophobia ialah pasien yang telah melakukan pengobatan untuk halitosis atau pseudohalitosis tetapi tetap saja pasien keras kepala dan percaya bahwa halitosis yang ia derita tidak kunjung hilang, walaupun sudah terbukti bahwa pasien terbebas dari halitosis.

LALU, BAGAIMANA CARA MENCEGAH BAU MULUT YANG TIDAK SEDAP?

Halitosis dapat dicegah dan dilakukan perawatan sehingga tidak menggangu aktifitas seseorang dalam sehari-hari serta untuk meningkatkan rasa percaya diri. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya halitosis antara lain: 

1. Oral Hygiene and Health
Menjaga kebersihan gigi dan mulut menjadi salah satu hal yang mudah dilakukan untuk mencegah bau pada mulut. Karena rongga mulut yang sehat tidak akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan menyengat. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kebersihan mulut seperti menggosok gigi minimal 2 kali sehari, scaling (pembersihan karang gigi), polishing, flossing (membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi), serta khususnya pembersihan lidah dapat mengurangi bau mulut.

2. Kontrol Pola Makan
Seperti yang sudah dijeaskan sebelumnya, bahwa mengonsumsi makanan/minuman yang berbau menyengat dapat menimbulkan bau mulut. Contohnya seperti pete, durian, jengkol, dll. Agar tidak terjadi bau mulut, maka hindari mengonsumsi makanan/minuman yang berbau tak sedap.

3. Perbanyak Minum Air Putih
Minumlah air putih sebanyak 8-10 gelas sehari, tujuannya untuk menjaga gusi selalu basah dan metabolisme tubuh tetap stabil sehingga menghilangkan bakteri penyebab halitosis dan dianjurkan mengunyah permen karet tanpa gula selama beberapa menit yang berfungsi untuk mencegah penumpukan bakteri dalam ludah di mulut dan esophagus.
 
4. Berkumur dengan Obat Kumur
Halitosis dapat dikurangi dengan penggunaan obat kumur dengan bahan anti bakteri. Dengan adanya kandungan anti bakteri, aktivitas dari bakteri dapat dihambat dan jumlah koloni bakteri dapat berkurang.

5. Rutin Periksa Gigi Tiap 6 Bulan Sekali
Rajin memeriksakan gigi tiap 6 bulan sekali ke dokter gigi untuk mendiagnosis penyakit gigi dan mulut yang diderita. Apabila halitosis sudah parah segera periksakan ke dokter gigi agar mendapat perawatan lebih lanjut.


Nah, setelah dijelaskan seperti penjelasan di atas, apakah teman-teman dentist sudah paham mengenai halitosis atau bau mulut? dan bagaimana cara mencegah bau mulut itu? Semoga teman-teman sudah paham ya dan jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulutnya agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut lainnya. Stay safe and healthy!


Sumber:
Ratmini, NK. (2017). Bau Mulut (Halitosis). Jurnal Kesehatan Gigi (Jurnal Kesehatan Gigi), 5 (1), 25-29.

Wiyatmi, drg. Hardani. (2014). Penyebab Halitosis dan Penanganannya di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia Provinsi DIY. Klinik Gigi dan Mulut: RSJ Ghrasia

Yaegaki, K., & Coil, J. M. (2000). Genuine halitosis, pseudo-halitosis, and halitophobia: classification, diagnosis, and treatment. Compendium of continuing education in dentistry (Jamesburg, NJ: 1995)21(10A), 880-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROFIL PUSKESMAS KARANGMALANG SEMARANG

PUSKESMAS KARANGMALANG sumber: googlemaps.puskesmaskarangmalang Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang b...